Minggu, 15 April 2012

persahabatan cinta dan perpisahan

Cinta…
Apa sebenarnya arti cinta??
Banyak orang terbuai oleh cinta…
Tapi tak sedikit juga yang terluka karenanya…
Cinta memang suatu misteri yang tersembunyi dalam setiap kisahnya…
Ya, banyak sekali kisah dan cerita cinta di sekeliling kita…
Ada yang berujung bahagia di pulau cinta…
Ada pula yang bahteranya kandas oleh badai yang menerpa…
Ketika aku sampai di kalimat ini, aku teringat akan sebuah kisah cinta. Memang tak seromantis atau seindah kisah Romeo dan Juliet. Tidak juga segila cinta Majnun  kepada Layla. Tapi kisah ini telah menggoreskan tintanya dalam lembar kehidupan mereka, sang pemilik cinta.
Ingin sekali kuceritakan kisah cinta ini pada kalian. Berbagi suka dan duka yang ada di dalamnya dan menggali hikmah dan amanat sesudahnya. Namun, sayangnya aku tak kuasa. Terlalu naif bagiku untuk melakukannya. Jadi, kuputuskan untuk menuangkan pikiran dan pendapatku tentang segalanya yang ada dalam kisah cinta ini. Ya, hanya pikiran-pikiranku saja, yang mungkin bisa salah dan berbeda dari pikiran kalian semua.
Aku akan memulainya dari persahabatan. Semua orang yang memiliki sahabat di dekatnya pasti akan mengatakan bahwa persahabatan adalah hal paling indah dalam hidupnya. Dan memang benar… Ketika kisah itu terlintas di ingatanku, aku merasakan suatu kekuatan yang dahsyat. Kekuatan persahabatan yang dilandasi oleh cinta, kasih sayang, kekompakan, pengorbanan, rasa kerja sama yang kuat, dan banyak hal lain yang mungkin tak kusadari. Terserah kalau kalian mengatakan bahasaku ini terlalu lebay atau hiperbola. Tapi, inilah pikiranku tentang persahabatan.
Semua masalah yang muncul justru menjadi motivasi dan kekuatan untuk menjadikan persahabatan ini semakin erat. Banyak tawa, canda, ejekan dan gurauan kecil yang menjadi aksesoris di setiap harinya. Saling berbagi kisah dan masalah yang akan lebih mudah dipecahkan bersama. Kisah indah yang mungkin akan membuat kalian iri jika mengetahui cerita lengkapnya. Bagaimana tidak, walaupun dengan berbagai macam perbedaan watak, sudut pandang, kebiasaan, paham, dan emosi yang terkadang menimbulkan percek-cokan kecil, tapi rasa persahabatan itu masih kental di hati, menempati sebuah ruang khusus dalam ingatan.
Berikutnya adalah cinta. Bicara mengenai cinta, pasti ada kata-kata indah dalam lika-likunya. Ada rasa deg-degan saat bertemu. Ada rindu setengah mati saat tak ada di dekatnya (kata D’Massive). Rasa gundah ketika menunggu sms atau telepon dan bahagia ketika itu terjadi. Ada juga cemburu-cemburu kecil yang menguras hati (kata Vidi Aldiano) dan rasa tersanjung oleh kata-kata dan janji-janji manis. Tentu saja tak lupa hati yang berbunga-bunga ketika cinta itu terbalas dan pedih yang teramat dalam ketika cinta itu pergi.
Menganalisis berbagai kisah cinta, banyak hal yang bisa menjadi awal dari tumbuhnya benih-benih cinta itu. Dari mulai benci jadi cinta sampai sahabat jadi cinta. Dalam kisah yang menjadi fokus utama dalam tulisanku ini, aku menangkap beberapa hal tentang cinta. Terkadang cinta datang tanpa kita sadari, dan tanpa kita duga siapa orangnya. Kita juga tak bisa begitu saja menolak hadirnya cinta. Cinta yang telah dianugerahkan olehNya kepada kita sudah sepatutnya kita jaga. Tapi, kalaupun cinta itu harus pupus, kita tidak boleh menyesalinya. Karena dia telah mengajari kita untuk mengerti arti cinta, mengerti arti luka, mengerti arti kecewa, mengerti arti bangkit dari keterpurukan, serta mengerti arti semangat baru untuk melanjutkan kehidupan kita yang masih panjang. Cinta akan tetap menjadi misteri bagi aku dan kalian yang mungkin pernah, sedang, atau akan merasakan cinta.
Hal yang paling menguras air mata dalam kisah ini adalah perpisahan. Kata orang, setiap pertemuan akan ada perpisahan dan hanya waktu yang membedakan kapan saatnya untuk berpisah. Berat rasanya berpisah dengan orang-orang yang kita kasihi. Apalagi orang-orang tercinta itu telah menjadi bagian dalam langkah-langkah kita menyusuri kehidupan. Huff… Aku sendiri tak kuasa membayangkan diri ini sendiri dalam suasana berbeda dengan orang-orang yang berbeda. Tentu saja kita akan merindukan hari-hari bersama mereka itu. Inilah sekilas sugesti yang merambat dengan cepat dalam saraf-saraf otakku ketika aku mendengar kata ”perpisahan”. Kata yang memang sungguh membuat batin ini bekerja keras melawan kenyataan. Tapi, jika kita mengulasnya lebih jauh lagi, kita akan melihat sesuatu yang mungkin lebih indah dibaliknya.
Perpisahan, saat kita menghadapinya, secara refleks kita akan merasa sedih. Tapi tak ada yang tahu nantinya kita akan bersedih terus atau bahagia. ”Hidupku masih panjang. Dan banyak hal menarik yang bisa aku lakukan.” Kalimat itu yang selalu ada di benakku ketika aku bersedih. Memang tak ada gunanya kita larut dalam kesedihan dan menyesali apa yang sudah terjadi. Karena itu semua tidak akan mengubah keadaan. Yang harusnya kita lakukan adalah kembali meneruskan hari-hari kita dengan semangat baru. Dengan begitu, kita tidak akan merasa terasing dengan orang-orang baru yang sebenarnya akan menjadi teman kita dalam melewati kehidupan Satu hal yang masih kupercaya bahwa suatu saat kita akan dipertemukan dalam situasi yang berbeda tapi dengan membawa kenangan yang sama, kenangan terindah yang tak pernah kita lupakan…
Tentang persahabatan, cinta, dan perpisahan….
Semua ada dalam setiap kisah cinta…
Karena cinta, aku bersahabat…
Karena cinta, aku berpisah…
Karena persahabatan, aku menemukan cinta…
Karena persahabatan, aku mampu tuk berpisah…
Karena perpisahan, cinta ini akan kukenang…
Dan karena perpisahan, persahabatan ini akan tetap kujaga…


sumber :http://rosepine.wordpress.com/2010/07/06/tentang-persahabatan-cinta-dan-perpisahan/

cerita cinta sedih

Cerita Sedih - Sebuah artikel yang berisikan cerita sedih putus cinta. Bagi anda yang membutuhkan inspirasi dari kisah sedih ataupun cerita sedih putus cinta, anda sudah tepat mampir dan membaca artikel ini! karena memang disinilah tempatnya. Disini juga ada artikel tentang Cerita Lucu loh.

Kumpulan Cerita Sedih berikut ini adalah lanjutan dari kategori artikel cerita yang saya buat, seperti Cerita Lawak yang beberapa waktu lalu telah saya posting. Kemudian ada juga cerita anak sebelum tidur, nah kali ini saya membuat artikel tentang cerita sedih. Semoga apa yang saya posting selalu bernilai positif bagi anda semua.






* Kisah Sedih Di Penghujun Tahun

Sungguh….. bukanlah akhir yg mudah untuk dilalui.

Setiap orang pasti pernah dan akan merasakan kehilangan ataupun ditinggalkan oleh orang tersayang. Entah dengan cara apapun itu, pasti rasanya akan sangat menyakitkan!! Membuat galau dan luka yg mendalam di hati.

Bicara tentang cinta, emank gak pernah ada habisnya.

cinta..

Sungguh sulit untuk dimengerti. Penuh dg canda, tawa, marah, tangis & juga air mata. Cinta itu membahagiakan, tp ada kalanya cinta itu menyakitkan. Terutama bila kita harus kehilangannya.
Mungkin… saat kita putus cinta, kita akan menangis meraung2, mengurung diri selama beberapa waktu & tenggelam dalam kesedihan sambil mengutuk orang yang telah mematahkan hati kita. Tapi, setelah itu semua berlalu.. setelah kita merasa siap untuk memulai hari, kita bisa tersenyum lagi, dan bahkan mungkin saja kita bisa kembali menyapa orang itu tanpa rasa kebencian.

Akan tetapi….

Bagaimana bila kita harus kehilangan seseorang, cinta..untuk selamanya, tanpa kita bisa berjumpa lagi dengannya??!

Bila kita tak bisa ada bersamanya didetik2 terakhir dalam hidupnya… Terlebih lagi bila kita bahkan tak tahu bahwa orang yang kita cintai itu selama ini menutupi penyakitnya itu, dan baru mengetahuinya setelah ia tiada.
“Sungguh, menyayat hati…!!”

Itu lah yang sedang dialami oleh salah seorang sahabatku. Bukan hanya sekali, tapi ini sudah ketiga kalinya dalam hidupnya.

*terjadi secara berurutan*

Untuk pertama kalinya ia mengalami hal ini, ia masih bisa bersabar. Meskipun itu sangat berat, tapi ia mencoba tuk bertahan.

Kedua kalinya.. ia mulai bertanya, “Tuhan, mengapa ini semua terjadi padaku? Harus kah ini ku alami lagi?!”. Tapi dengan ketabahan dan dukungan dari lingkungan sekitarnya, ia pun akhirnya kembali bangkit. Meskipun dalam hati kecilnya terbesit ketakutan akan kehilangan cinta dengan cara yang sama lagi, namun ia tetap bertahan. Kembali mencoba tuk memulai hidup baru.

Akan tetapi…. kini, untuk ketiga kalinya. Ia kembali harus dihadapkan pada situasi yang sama!! Ia bahkan tak sanggup tuk berkata-kata lagi. Habis sudah rasanya, lenyap tak bersisa raganya. Pikirannya pun mulai melayang tak tentu ada di mana. Ia sedih, marah, dan kecewa. “Mengapa ini harus terjadi lagi?! Apakah salahku, hingga Tuhan menghukumku sedemikian rupa. Tak cukup kah 2 kejadian sebelumya!!”, kata-kata itu pun keluar dari mulutnya.

Hancur.. itu pasti. Ia merasa tak sanggup tuk bangkit lagi. Ia pun takut tuk menjalin hubungan lagi, termasuk dengan diriku..sahabatnya yang telah ia kenal sekian tahun! Ia bahkan berkata, “Apa sebaiknya kita menjaga jarak, karena aku nggak mau kehilangan satu orang yang kusayangi lagi!!”.

Ya, Tuhan….
Detik itu juga aku merasa kecewa atas kata-katanya. Namun seketika itu pula aku tersadar… betapa besar rasa sayang yang ia miliki untukku. Bersyukur aku telah mengenal dan memilikinya sebagai seorang sahabat.

Kini, tugasku lah untuk menenangkan hatinya, membuatnya bangkit dari keterpurukan. meskipun mungkin tak banyak yang dapat kulakukan, tapi aku akan berusaha untuk selalu ada disampingnya.

Sahabat…
Di mana pun kau berada, ingatlah…aku kan selalu ada untukmu. Kapanpun itu juga! dan, (mgkn terdengar klise).. tapi percayalah, Allah tak kan mungkin memberikan cobaan melebihi kemampuan umatnya

sumber : http://www.burahol.com/2011/10/cerita-sedih.html#

kisah perjuangan

Kisah Perjuangan Hidup Bocah Palestina
Sepertinya tak ada satupun bangsa di dunia yang lebih sering melihat peperangan daripada Palestina. Betapa tidak, sejak abad pertengahan hingga saat ini tanah para nabi ini tidak pernah sepi dari peperangan.

Ghassan Kanafani menulis buku berjudul Palestines Children (Kisah Perjuangan Hidup Anak-Anak Palestina) dengan cara sangat respresentatif untuk menggambarkan situasi peperangan. Berbekal pergumulan hidup, saat menjadi guru di beberapa kamp pengungsian selama perang Israel-Palestina berkecamuk, Kafani mencoba menceritakan kepiluan, duka, miris, dan besarnya perjuangan hidup anak-anak Palestina.
Berbagai kisah yang disuguhkan dalam buku setebal 299 halaman ini sungguh luar biasa. Kecamuk perang Israel-Palestina telah membuat bumi Palestina luluh lantak. Berbagai kota menjadi lumpuh, banyak anak menjadi yatim dan perempuan menjadi janda. Tetapi, semua itu tidak membuat para bocah Palestina menjadi patah semangat.

Dengan bernas dan lincah, Kanafani menceritakan, meski di tengah ancaman perang yang berkecamuk dan dentuman bom yang menakutkan, semangat anak-anak Palestina untuk memperjuangkan hak asasi mereka untuk mendapatkan kemerdekaan tetap berkobar.

Diceritakan, ada seorang ibu di kamp pengungsian yang dengan bangga mengutus seluruh putranya untuk begabung dengan para pejuang. Ada juga seorang dokter, yang dengan bangga membantu para korban hingga ikut menjadi korban keganasan tentara Israel. Terdapat pula seorang anak, yang meminjam senapan ayahnya untuk ikut berjuang bersama para pejuang lainnya.

Israel mungkin bisa membunuhi masyarakat Palestina. Zionis mungkin bisa membumihanguskan tanah para mujahid. Tetapi, sampai kapanpun, Israel tidak akan pernah bisa menyurutkan cita-cita kemerdekaan rakyat Palestina. Semboyan itulah yang mengalir dalam darah anak-anak Palestina ingin diungkapkan Kanafani dalam buku ini.

Di sisi lain, seakan sudah menjadi cerita keseharian bagi kita, bagaimana Israel kerap membombardir Palestina dengan nyaris tanpa balas (setimpal). Pemberitaan tentang duka bangsa Palestina begitu massif diberitakan di berbagai media massa cetak maupun elektronik.

Namun sayang, semua terkesan sia-sia dan terkesan hanya menjadi tontonan belaka yang sama sekali tidak menggugah rasa kemanusian kita. Betapa tidak, bahkan organisasi perdamaian internasional seperti PBB pun tidak tergerak melihat fenomena penyembelihan hak asasi manusia di Palestina.

Melihat hal itu, agaknya menjadi sangat penting bagi kita untuk membaca secara mendalam novel Kanafani ini.

Cerita-cerita Kafani dalam novel ini sangat menyentuh perasaan, menggugah serta mengharukan hati para pembacanya. Setidaknya dengan membaca novel ini, diharapkan empati masyarakat dunia terhadap derita bangsa Palestina akan semakin berkobar dan membantu proses perdamaian di bumi Palestina. 
 
sumber : http://voiceofpalestine.net/artikel/wawasan/341-kisah-perjuangan-hidup-bocah-palestina.html

kisah cinta sejati

KISAH CINTA SEJATI




KISAH CINTA SEJATI - Cinta Sejati - Kisah Cinta - Cerita Berikut ini adalah rekayasa saya. Kemiripan Karakter tokoh ataupun nama hanyalah kebetulan saja. Di dalam Cerita ini juga saya sisipkan sekelumit perjalanan cinta saya, semoga bisa menjadi cerita yang menarik buat anda para pembaca.

Sebelumnya burahol.com telah membuat kisah cinta yang berjudul cinta sejati, maka selanjutnya burahol.com akan membuat artikel kisah cintaku. Langsung saja, ini dia kisah cinta sejati, selamat membacanya...


Sebuah kereta Honda City hitam membelok masuk ke sebuah tapak perkuburan yang tertera nama Taman Barzakh. Lelaki yang berbaju Melayu berwarna krim itu keluar dari keretanya berjalan lemah menuju ke tempat orang yang pernah dibencinya dulu berada. Dia mencangkung mencabut rumput yang tumbuh di atas pusara di hadapannya. Dia duduk dan membaca Surah Yaasin dengan suara tersekat-sekat sambil membiarkan air matanya mengalir di pipi.
Dalam dunia ini, Fariz hanya pertaruhkan dua perkara. Duit dan nyawa. Duit untuk memikat perempuan dan nyawa untuk melindungi dirinya. Cinta? Apa dia peduli, membosankan baginya! Itulah sebab mengapa dia sering bertukar pasangan di ranjang hotel atau rumah sewanya. Baginya had cinta untuk seorang perempuan hanya seminggu tidak lebih dari itu.

Malah dalam komuniti kelab malam, dialah raja dan playboy yang paling popular dan mendapat perhatian ramai wanita yang datang sama ada hanya sekadar untuk berhibur atau merasai nikmat bersama dengannya. Hukum agama? Halal haram sedikit pun dia tak peduli. Baginya hidup ini hanya sekali, jadi bergembiralah sepuas-puasnya. Taubat? Jawapan Fariz cukup mudah, tunggu bila dah tua atau senja nanti tapi Fariz tidak sedar yang rumahnya telah kata pergi dan kuburnya telah kata mari.

“Fariz, ayah rasa kau dah patut mendirikan rumahtangga sekarang” Soalan yang paling bosan dan malas untuk dijawabnya, kembali disuarakan oleh ayahnya pada malam dia ingin keluar enjoy seperti biasa.

“Siapa orangnya?” tanya Fariz acuh tak acuh. Kali ini sudah kali keenam belas ayahnya bertanya tentang hal mendirikan rumahtangga. Dia menghenyakkan punggungnya di sofa sebelah orang tuanya.

“Anak mak cik Zainab kamu, Zainah.” Jawab ayahnya menunggu reaksi Fariz yang diagak akan menunjukkan reaksi protes dan bengang dijodohkan dengan gadis yang sentiasa dibulinya semasa zaman kanak-kanak.

Terjegil mata Fariz mendengar nama itu. “Ustazah Sekolah Agama tu ayah nak saya jadikan bini?? Tak layak langsung dengan saya tetapi kalau ayah berkehendakkan juga saya terima.” Jawab Fariz bersetuju walaupun sebenarnya dia tidak rela beristeri sekarang.

Dia bangun meninggalkan ayahnya selepas mengambil kunci kereta di atas meja depan ayahnya. Destinasinya hanya satu, kelab malam mencari perempuan untuk menghilangkan keresahan di hatinya yang semakin mencengkam.

Ayahnya menarik nafas lega dengan persetujuan Fariz walaupun dia kelihatan tidak serius menyatakan persetujuannya untuk berkahwin dengan sepupu sendiri. Ayahnya berharap Fariz akan berubah menjadi seorang lelaki dan suami yang baik selepas berkahwin dengan Zainah selepas ini.

Selepas beberapa bulan berlalu….

“Woi!!! Zainah! Buka pintu!” Hik..hik..hik…sedu Fariz, “Woi!!! Zainah! Buka pintu!”

Fariz mengetuk-ngetuk daun pintu rumahnya tanpa henti. Zainah bergegas berlari menuruni tangga dan keluar untuk membuka pintu. Sebaik sahaja pintu dibuka, botol warna hujau di tangan kanan Fariz dihayunkan ke kepala Zainah.

“Lembab! Bodoh! Pekak! Bahlol! Senggal!!” Maki Fariz dalam keadaan mabuk. Dia terus berjalan terhayun hayang menuruni tangga dan terus terjatuh tidak sedarkan diri di ruang tamu rumah agam mereka.

Zainah mengesat darah yang mengalir melalui luka di dahinya sebelum mengangkat Fariz masuk ke dalam bilik. Air jernih dari matanya dibiarkan mengalir bebas menuruni pipi gebunya. Dia menabahkan hati demi insan yang disayanginya sekarang.

Walau seburuk mana pun perangai Fariz, lelaki itu adalah suaminya. Suami yang akan dicintai sepenuh hati dari dunia hingga akhirat. Dia tanamkan dalam dirinya bahawa berkasih sayang itu adalah suatu akhlak yang mulia, lalu semai dan bajaikan rasa kasih sayang dan cinta terhadap sesama insan, lebih-lebih lagi kepada Allea S.W.T kerana hanya DIA yang terlalu kasihkan hamba-Nya lebih dari seorang ibu yang mengasihi anaknya. Dia hanya akan taat pada suaminya itu seorang selagi hayatnya masih ada untuk hidup di dunia ini di sisi Fariz. Dia akan berbakti dengan sepenuh hati dan rela walaupun tidak dihargai dan dianggap kain buruk dalam rumah itu bagi suaminya.

Walaupun Fariz sering membawa perempuan yang di jumpanya di kelab malam pulang ke rumah untuk berseronok, dia terima dengan hati yang terbuka walaupun pedih kenyataannya. Malah dia berdoa semoga Fariz akan berubah menjadi seorang lelaki yang baik dan bertanggungjawab selepas mendapat hidayah dari-Nya.

Malam itu, Fariz pulang ke rumah dalam keadaan mabuk seperti kebisaanya bila pulang dari kelab malam. Zainah yang mengandung 8 bulan terpaksa berjalan perlahan-lahan untuk membuka pintu yang diketuk bagai nak roboh oleh suaminya.

Geram pintu masih belum dibuka, Fariz menendang pintu rumahnya. Zainah yang telah membuka sedikit daun pintu itu mengagak Fariz akan bertindak kasar kerana lambat membuka pintu cuba dan dia cuba mengelak tapi tergelincir jatuh. Kepalanya terhentak ke lantai marmar. Darah merah pekat mengalir keluar dari kepala dan kain batik Zainah yang telah terbaring kesakitan di atas lantai rumah.

Fariz yang agak mamai, tersedar yang dia telah menendang isterinya sendiri secara tidak sengaja. Dia mengelabah dan terus ke bilik air untuk mencuci muka dan minum banyak air kosong agar mabuknya sedikit berkurang. Fariz terus keluar dan mengangkat Zainah masuk ke dalam kereta menuju ke hospital.

Dalam perjalanan munuju ke hospital, Zainah mengerang kesakitan. Bertambah takut, risau dan gelisah hatinya kerana dialah Zainah jadi begitu. Setibanya di hospital Zainah terpaksa di masukkan ke Unit Rawatan Rapi kerana kecederaan parah di kepala dan kandungannya dalam keadaan bahaya yang kemungkinan gugur. Fariz menghubungi ayahnya dan ibu mertuanya. Ayahnya inginkan penjelasan saat itu juga tapi pantas Fariz matikan talian.

Sampai di hospital ayahnya ingin memarahinya selepas mendapat penjelasan tetapi melihat wajah anaknya yang keletihan, sungul dan resah dia tidak jadi marah. Fariz tersandar di bangku hospital dan hanya memandang bilik pembedahan menunggu doktor keluar dengan hati yang resah. Fariz menangis tersedu-sedu dan satu persatu perbuatan kejamnya terhadap Zainah menerjah ke dalam kotak fikirannya. Zainah dipukul, diterajang, dimaki, tidak dihormati dan yang paling kejam Fariz sanggup menerajang Zainah yang sedang sarat mengandungkan zuriatnya tanpa disedari.

Fariz melangkah masuk ke rumah agam yang dihadiahkan ayahnya sempena perkahwinannya dengan Zainah setahun lalu dengan perlahan-lahan. Setiap sudut rumah itu terdapat kenangannya bersama Zainah. Dia menuju ke dalam kamar tidurnya. Sebelum duduk di birai katil, Fariz memandang sayu potret persandingannya dengan Zainah di meja sisi katil. Dia duduk dan mengambil prime gambar tersebut dan memeluknya erat ingin merasai kehadiran Zainah disisinya kembali.

Gambar persandingannya dengan Zainah yang disangkut di dinding di depan matanya direnung dalam-dalam mencari kembali kenangan yang memedihkan hati tapi membuatkannya kembali merasai kehadiran insan kesayangannya yang telah pergi.

Dia terperasan terdapat sesuatu di belakang potret itu lalu dia berjalan dan menurunkan gambar tersebut. Sampul surat bersaiz A4 jatuh di kaki Fariz lalu gambar tersebut digantung kembali ke dinding. Hatinya terdetik untuk membacanya walaupun perasaannya tidak senang dan hati berdebar-debar sewaktu dia menarik keluar isi sampul surat berkenaan.

Test report yang tertera nama isterinya membuatkan hatinya semakin sakit untuk terus membacanya tetapi dia kuatkan semangat untuk terus membaca. Perkataan kanser tulang membuatkan dia terus meremukkan kertas test report itu. Fariz seperti orang hilang akal mencampakkan segala yang ada berhampiran dengannya. Dia menjerit bagai orang gila lalu terduduk lemah dilantai kamarnya. Dia mengesat air matanya yang mengalir umpama empangan yang pecah.

“Kenapa? Kenapa? Kenapa mesti begini?” Fariz menjerit menanyakan soalan yang tiada itu jawapan pada dirinya.

Dia ternampak sebuah kaset yang tertera namanya di bawah barang-barang yang bersepah di sekelilingnya. Fariz membelek kaset tersebut lalu bangun dan memasangnya. Suara Zainah yang serak seakan selepas menangis memenuhi ruang bilik itu.

“Abang, pertama sekali Nah minta maaf dari dunia hingga akhirat dan minta abang halalkan makan minum Nah sepanjang Nah hidup bersama dengan abang. Nah tahu, Nah bukanlah isteri abang yang baik dan bukan gadis yang abang cintai dan kasihi. Nah tahu abang terpaksa berkahwin dengan Nah tapi semua itu telah pun berlalu.

Nah tetap gembira dan bahagia berada disisi abang walaupun mungkin tidak lama Nah akan berada disisi abang. Walaupun abang layan Nah dengan buruk seperti kain buruk tapi Nah maafkan segala kesilapan abang sebab Nah tahu manusia mana tidak melakukan kesilapan. Kesilapan abang hanya kesilpan yang kecil malah ada orang yang membuat kesilapan yang lebih besar daripada abang yang sepatutnya tidak layak mendapat kemaafan tetapi tetap mendapat kemaafan.

Hanya ini satu-satunya permintaan Nah dengan abang. Nah harap abang jagalah anak kita yang bakal lahir nanti dengan sebaiknya andainya Nah pergi buat selama-lamanya. Abang mesti jaga diri abang dengan baik dan hidup dengan gembira walaupun Nah telah tiada di sisi abang buat selama-lamanya..

Sekali lagi Nah mohon keampunan dari abang dan halalkan makan minum Nah selama ini. Maafkan Nah andai Nah pernah sakiti dan lukai hati abang. Maafkan segala dosa Nah dengan abang. Jaga diri dan anak kita dengan baik.. Maafkan Nah…”

Fariz menekup wajahnya dengan tapak tangan. Dia menagis terharu dengan kata-kata terakhir yang Zainah ucapkan. Dia tidak menyangka isterinya sanggup memaafkan segala kesilapannya yang orang lain sukar maafkan. Indah sungguh susunan katanya dan cantiknya hatinya kerana sanggup menerima dan memaafkan kesilapannya.

Dia menarik nafas menguatkan hatinya yang terluka kerana kehilangannya. Dalam hatinya, Fariz berjanji akan menjaga Azril Fashah dan Zulaikha Balkis dengan baik kerana itulah wasiat Zainah yang terakhir. Fariz mengambil dairinya di dalam laci dan menulis apa yang tersirat di hatinya.

Ketika hayatnya aku lepaskan semua peluang untuk membuatkan dia bahagia dan gembira apabila berkahwin dengan aku tapi apa yang aku berikan padanya adalah kesedihan dan kesensaraan yang terlalu hebat yang aku fikir tiada orang yang sanggup laluinya tapi dia cukup tabah dan cekal untuk menawan hati aku yang keras dan menyucikan hatiku yang hitam ini selain mencelikkan aku yang buta agama dan cinta ini.

Pemergiannya membuatkan aku sedar yang dia amat berharga dalam diri, jiwa, hati dan hidupku. Bodohnya aku menyakiti orang yang terlalu menyayangi dan menyintai aku…dia ajar aku banyak perkara terutama tentang cinta dan hidup ini. Kalaulah aku diberi peluang sekali lagi, aku sanggup menggantikan tempatnya yang akan pergi mengadap Illahi tidak lama lagi itu. Aku hanya dapat merasakan bertapa aku terlalu menyintainya setelah dia pergi yang perginya tak akan kembali lagi. Biarlah aku jumpa seribu pengganti, dia tetap yang satu di dalam hati.

Kini apa yang aku dapat lakukan hanyalah mencatatkan segala kenangan bersamanya di dada langit dan kata cintaku padanya di atas pusaranya. Aku sentiasa menyakiti hatinya tapi dia tidak pernah menunjukkan reaksi sakit hatinya. Dia terlalu tabah…terlalu tabah…aku walaupun aku terus menerus menyakiti hatinya dan mengabaikannya tanpa aku sedar yang dia akan meninggalkan aku buat selama-lamanya. Aku perlukan sedikit masa untuk merawat hatiku yang terluka..

Fariz menutup dairinya perlahan-lahan. Cinta membuatkan dia amat lemah tapi cinta jugalah yang membuatkan dia bersemangat. Cintanya pada Zainah yang tidak sempat dihulur dan diucapkan sekarang akan dihulurkan pada permata hatinya yang mengikat hati dan menghidupkan perasaanya terus pada Zainah. Semoga rohmu dicucuri rahmat dari-Nya, Zainah.

Nah, itulah tadi cerita Kisah Cinta Sejati, mohon maaf sekali lagi, bila ada kemiripan karakter ataupun nama tokoh dari cerita tersebut. Terima kasih.
 
sumber : http://www.burahol.com/2011/04/kisah-cinta-sejati.html#

makna hidup

Apa arti cinta? Apa makna jatuh cinta? Apakah cinta sejati itu? Kisah cinta, tips cinta, puisi cinta, cerita cinta, kisah romantis, kisah cinta sejati, makna cinta, cinta sepasang kekasih, dan banyak lagi hal-hal lainnya tentang cinta yang biasanya dicari kaum muda mudi yang sedang jatuh cinta atau bahkan mabuk cinta, yang semuanya seakan tak pernah padam bagi hati manusia yang telah dihinggapi perasaan cinta dalam hatinya. Pada umumnya, pasangan muda mudi yang sedang jatuh cinta atau bahasa lainnya mabuk asmara sangat menyukai sekali artikel cinta, buku-buku cinta, renungan cinta dan kisah cinta orang-orang shaleh dan shalehah dari berbagai pengarang dan penulis terkenal. Pada kesempatan posting kali ini makna hidup akan menyajikan sebuah kisah cinta dari seorang ulama besar yaitu Ibnu Qayyim Al Jauziyah. Dalam salah satu kitabnya yang terkenal beliau menulis sebuah kisah tentang sekuntum cinta pengantin surga yaitu sebuah kisah cinta pria shaleh dan wanita shalehah. Kisah ini sebagai pelajaran bagi kita bahwa cinta karena Allah adalah sebaik-baiknya kadar cinta seseorang. Kisah cinta “Sekuntum Cinta Pengantin Surga” ini adalah sebuah kisah cinta yang paling saya sukai dari semua cerita cinta yang pernah beredar dan saya baca. Dan kini saatnya makna hidup ingin berbagi dengan para pembaca setia makna hidup melalui kisah cinta orang-orang shaleh dan shalehah. Silahkan ambil hikmah dari kisah cinta pada postingan kali ini sebagai renungan, pelajaran hidup dan motivasi, semoga sahabat dapat mengambil hikmah yang terkandung dari kisah sekuntum cinta pengantin surga ini yang saya nukil dari kitab Raudah Al-Muhibbin wa Nuzhah Al-Musytaqin.
Cinta itu mensucikan akal, mengenyahkan kekhawatiran, memunculkan keberanian, mendorong berpenampilan rapi, membangkitkan selera makan, menjaga akhlak mulia, membangkitkan semangat, mengenakan wewangian, memperhatikan pergaulan yang baik, serta menjaga adab dan kepribadian. Bila seorang kekasih telah singgah di hati, pikiran akan terpaut pada cahaya wajahnya, jiwa akan menjadi besi dan kekasihnya adalah magnet. Rasanya selalu ingin bertemu meski sekejap. Memandang sekilas bayangan sang kekasih membuat jiwa ini seakan terbang menuju langit ke tujuh dan bertemu dengan jiwanya. Indahnya cinta terjadi saat seorang kekasih secara samar menatap bayangan orang yang dikasihi. Bayangan indah itu laksana air yang menyirami, menyegarkan, menyuburkan pepohonan taman di jiwa.

Kisah sekuntum cinta pengantin surga itu adalah berawal dari seorang pemuda shaleh yang bertemu dengan seorang perempuan shalehah. Dahulu di kota Kufah tinggallah seorang pemuda tampan rupawan yang tekun dan rajin beribadah, dia termasuk salah seorang yang dikenal sebagai ahli zuhud. Suatu hari dalam pengembaraannya, pemuda itu melewati sebuah perkampungan yang banyak dihuni oleh kaum An-Nakha’. Demi melepaskan penat dan lelah setelah berhari-hari berjalan maka singgahlah dia di kampung tersebut. Di persinggahan si pemuda banyak bersilaturahim dengan kaum muslimin. Di tengah kekhusyu’annya bersilaturahim itulah dia bertemu dengan seorang gadis yang cantik jelita.
Sepasang mata bertemu, seakan saling menyapa, saling bicara. Walau tak ada gerak lidah! Tak ada kata-kata! Mereka berbicara dengan bahasa jiwa. Karena bahasa jiwa jauh lebih jujur, tulus dan apa adanya. Cinta yang tak terucap jauh lebih berharga dari pada cinta yang hanya ada di ujung lidah. Maka jalinan cinta pun tersambung erat dan membuhul kuat. Begitulah sejak melihatnya pertama kali, dia pun jatuh hati dan tergila-gila. Sebagai anak muda, tentu dia berharap cintanya itu tak bertepuk sebelah tangan, namun begitulah ternyata gayung bersambut. Cintanya tidak berada di alam khayal, tapi mejelma menjadi kenyataan. Benih-benih cinta itu bagai anak panah melesat dari busurnya, pada pertemuan yang tersamar, pertemuan yang berlangsung sangat sekejap, pertemuan yang selalu terhalang oleh hijab. Demikian pula si gadis merasakan hal serupa sejak melihat pemuda itu pada kali yang pertama.
Begitulah cinta, ketika ia bersemi dalam hati terkembang dalam kata terurai dalam perbuatan. Ketika hanya berhenti dalam hati, itu cinta yang lemah dan tidak berdaya. Ketika hanya berhenti dalam kata, itu cinta yang disertai dengan kepalsuan dan tidak nyata. Ketika cinta sudah terurai jadi perbuatan, cinta itu sempurna seperti pohon; akarnya terhujam dalam hati, batangnya tertegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam perbuatan. Persis seperti iman, terpatri dalam hati, terucap dalam lisan, dan dibuktikan oleh amal. Semakin dalam makna cinta direnungi, semakin besar fakta ini ditemukan. Cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat, bahwa integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya integritas. Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita cintai yang harus menampak setiap saat sepanjang kebersamaan.
Begitupun dengan si pemuda, dia berpikir cintanya harus terselamatkan! Agar tidak jadi liar, agar selalu ada dalam keabadian. Ada dalam bingkai syari’atnya. Akhirnya dia pun mengutus seseorang untuk meminang gadis pujaannya itu. Akan tetapi keinginan tidak selalu seiring sejalan dengan takdir Allah. Ternyata gadis tersebut telah dipertunangkan dengan putera bapak saudaranya. Mendengar keterangan ayah si gadis itu, pupus sudah harapan si pemuda untuk menyemai cintanya dalam keutuhan syari’at. Gadis yang telah dipinang tidak boleh dipinang lagi. Tidak ada jalan lain. Tidak ada jalan belakang, samping kiri, atau samping kanan. Mereka sadar betul bahwa jalinan asmaranya harus diakhiri, karena kalau tidak, justeru akan merusak ’anugerah’ Allah yang terindah ini.
Bayangkan, bila dua kekasih bertemu dan masing-masing silau serta mabuk oleh cahaya yang terpancar dari orang yang dikasihi, ia akan melupakan harga dirinya, ia akan melepas baju kemanusiaannya dengan menabrak tabu. Dan, sekali bunga dipetik, ia akan layu dan akhirnya mati, dipijak orang karena sudah tak berguna. Jalan belakang tak ubahnya seperti anak kecil yang merusak mainannya sendiri. Penyesalan pasti akan datang belakangan, menangis pun tak berguna, menyesal tak mengubah keadaan, badan hancur jiwa binasa. Cinta si gadis cantik dengan pemuda tampan masih menggelora. Mereka seakan menahan beban cinta yang sangat berat. Si gadis berpikir barangkali masih ada celah untuk bisa ’diikhtiarkan’ maka rencana pun disusun dengan segala kemungkinan terpahit. Maka si gadis mengutus seorang hambanya untuk menyampaikan sepucuk surat kepada pemuda tambatan hatinya:
“Aku tahu betapa engkau sangat mencintaiku dan karenanya betapa besar penderitaanku terhadap dirimu sekalipun cintaku tetap untukmu. Seandainya engkau berkenan, aku akan datang berkunjung ke rumahmu atau aku akan memberikan kemudahan kepadamu bila engkau mau datang ke rumahku.”
Setelah membaca isi surat itu dengan seksama, si pemuda tampan itu pun berpesan kepada kurir pembawa surat wanita pujaan hatinya itu.
“Kedua tawaran itu tidak ada satu pun yang kupilih! Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari yang besar bila aku sampai durhaka kepada Tuhanku. Aku juga takut akan neraka yang api dan jilatannya tidak pernah surut dan padam.”
Pulanglah kurir kekasihnya itu dan dia pun menyampaikan segala yang disampaikan oleh pemuda tadi.
Tawaran untuk bertemu? Antara dua orang kekasih? Sungguh sebuah tawaran yang memancarkan harapan, membersitkan kenangan, menerbitkan keberanian. Namun bila cinta dirampas oleh gelora nafsu rendah, keindahannya akan lenyap seketika. Dan berubah menjadi naga yang memuntahkan api dan menghancurkan harga diri kita. Sungguh heran bila saat ini orang suka menjadi korban dari amukan api yang meluluhlantakkan harga dirinya, daripada merasakan keindahan cintanya. Sungguh selama ini aku belum pernah menemukan seorang yang zuhud dan selalu takut kepada Allah swt seperti dia. Demi Allah, tidak seorang pun yang layak menyandang gelar yang mulia kecuali dia, sementara hampir kebanyakan orang berada dalam kemunafikan. Si gadis berbangga dengan kesalehan kekasihnya.
Setelah berkata demikian, gadis itu merasa tidak perlu lagi kehadiran orang lain dalam hidupnya. Pada diri pemuda itu telah ditemukan seluruh keutuhan cintanya. Maka jalan terbaik setelah ini adalah mengekalkan diri kepada ’Sang Pemilik Cinta’. Lalu dia pun meninggalkan segala urusan duniawinya serta membuang jauh-jauh segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia. Memakai pakaian dari tenunan kasar dan sejak itu dia tekun beribadah, sementara hatinya merana, badannya juga kurus oleh beban cintanya yang besar kepada pemuda yang dicintainya.
Bila kerinduan kepada kekasih telah memuncak, dan dada tak sanggup lagi menahan kehausan untuk bersua, maka saat malam tiba, saat manusia terlelap, saat bumi menjadi lengang, dia pun berwudlu. Shalatlah dia di kegelapan malam, lalu menengadahkan tangan, memohon bantuan Sang Maha Pencipta agar melalui kekuasaan-Nya yang tak terbatas dan dapat menjangkau ke semua wilayah yang tak dapat tersentuh manusia., menyampaikan segala perasaan hatinya pada kekasih hatinya. Dia berdoa karena rindu yang sudah tak tertanggungkan, dia menangis seolah-olah saat itu dia sedang berbicara dengan kekasihnya. Dan saat tertidur kekasihnya hadir dalam mimpinya, berbicara dan menjawab segala keluh-kesah hatinya. Dan kerinduannya yang mendalam itu menyelimuti sepanjang hidupnya hingga akhirnya Allah memanggil ke haribaan-Nya. Gadis itu wafat dengan membawa serta cintanya yang suci. Yang selalu dijaganya dari belitan nafsu syaitan. Jasad si gadis boleh terbujur dalam kubur, tapi cinta si pemuda masih tetap hidup subur. Namanya masih disebut dalam doa-doanya yang panjang. Bahkan makamnya tak pernah sepi diziarahi.
Cinta memang indah, bagai pelangi yang menyihir kesadaran manusia. Demikian pula, cinta juga sangat perkasa. Ia akan menjadi benteng, yang menghalau segala dorongan yang hendak merusak keindahan cinta yang bersemayam dalam jiwa. Ia akan menjadi penghubung antara dua anak manusia yang terpisah oleh jarak bahkan oleh dua dimensi yang berbeda.
Pada kesunyian malam, saat kaki tak lagi dapat menyanggah tubuhnya, saat kedua mata tak kuasa lagi menahan kantuknya, saat salam mengakhiri qiyamullailnya, saat itulah dia tertidur. Sang pemuda bermimpi seakan-akan melihat kekasihnya dalam keadaan yang sangat menyenangkan.
“Bagaimana keadaanmu dan apa yang kau dapatkan setelah berpisah denganku?” tanya Pemuda itu di alam mimpinya.
Gadis kekasihnya itu menjawab dengan bersenandung melalui untaian syair:
“Kasih
cinta yang terindah adalah mencintaimu,
sebuah cinta yang membawa kepada kebajikan.
Cinta yang indah hingga angin surga berasa malu
burung surga menjauh dan malaikat menutup pintu.”

Mendengar penuturan kekasihnya itu, pemuda tersebut lalu bertanya kepadanya :
“Di mana engkau berada?”
Kekasihnya menjawab dengan melantunkan syair:
“Aku berada dalam kenikmatan
dalam kehidupan yang tiada mungkin berakhir
berada dalam surga abadi yang dijaga
oleh para malaikat yang tidak mungkin binasa
yang akan menunggu kedatanganmu,
wahai kekasih”

“Di sana aku bermohon agar engkau selalu mengingatku dan sebaliknya aku pun tidak dapat melupakanmu!” pemuda itu mencoba merespon syair kekasihnya.
“Dan demi Allah, aku juga tidak akan melupakan dirimu. Sungguh, aku telah memohon untukmu kepada Tuhanku juga Tuhanmu dengan kesungguhan hati, hingga Allah berkenan memberikan pertolongan kepadaku!” jawab si gadis kekasihnya itu.
“Kapankah aku dapat melihatmu kembali?” tanya si pemuda menegaskan.
“Tak lama lagi engkau akan datang menyusulku kemari,” jawab kekasihnya.
Tujuh hari sejak pemuda itu bermimpi bertemu dengan kekasihnya, akhirnya Allah mewafatkan dirinya. Allah mempertemukan cinta keduanya di alam baqa, walau tak sempat menghadirkan romantisnya di dunia. Allah mencurahkan kasih sayang-Nya kepada mereka berdua menjadi pengantin surga.
Maha Suci Allah! Cinta memiliki kekuatan yang luar biasa. Pantaslah kalau cinta membutuhkan aturan. Tidak lain dan tidak bukan, agar cinta itu tidak berubah menjadi cinta yang membabi buta yang dapat menjerumuskan manusia pada kehidupan hewani dan penuh kenistaan. Bila cinta dijaga kesuciannya, manusia akan selamat. Para pasangan yang saling mencintai tidak hanya akan dapat bertemu dengan kekasih yang dapat memupus kerinduan, tapi juga mendapatkan ketenangan, kasih sayang, cinta, dan keridhaan dari dzat yang menciptakan cinta yaitu Allah SWT. Di negeri yang fana ini atau di negeri yang abadi nanti.
Wahai sahabat, bagaimana dengan perjalanan kisah cinta sahabat sendiri? Dan hikmah apa yang terkandung dalam kisah cinta “Sekuntum Cinta Pengantin Surga” menurut sahabat?  Semoga kisah cinta sahabat selalu ada dalam ridha Allah, Amin.
Oleh : Makna Hidup
*** Indahnya menjadikan hidup lebih bermakna ***

sumber : http://maknahidup.blogdetik.com/2011/05/01/cerita-dan-kisah-cinta-dalam-sekuntum-cinta-pengantin-surga/

belajar melupakan

Belajar Melupakan

Ijinkan aku belajar melupakanmu. Aku yakin, kau pasti menginginkan aku mempelajari itu. Namun aku ragu, benarkah tidak ada setitik cinta pun di hatimu terhadapku. Setelah semua kenangan yang kita ciptakan. Setelah semua memoriku terisi oleh namamu.
Maafkan aku jika membuatmu tersakiti. Katakan saja jika memang iya, karena aku bukan orang yang mampu mengerti letak dimana salahku.
Mengapa hanya diam. Mengapa hanya mengacuhkan. Atau memang begitu caramu untuk mencampakkan?
Aku sadar. Mungkin dalam perjalanan panjang kita pun engkau telah tersadar. Aku tak pantas untukmu. Aku hanyalah serpihan debu yang tak berarti, sedangkan engkau laksana puteri bagiku. Jujur, aku selama ini tersilau.

sumber : http://baiquni.net/search/cerita-kasih-sayang-terhadap-kekasih

si burung malang

Ini adalah kumpulan foto nyata yang secara tak sengaja diabadikan oleh seseorang di suatu wilayah Republik Ukraina. Dan ketika foto – foto ini tersebar luas di internet, jutaan warga Amerika dan Eropa tak kuasa menangis melihat foto-foto ini. Dan memang di balik foto-foto ini Tuhan telah menyematkan satu pembelajaran lagi kepada kita manusia, bahwasannya dia menciptakan kasih sayang kepada semua makhluknya, tak terkecuali pada binatang. Dan berikut ini adalah wujud nyata gambaran Kasih Sayang yang diberikan Tuhan itu ada pada seekor burung yang berjuang untuk keselamatan pasangan kekasihnya. Subhanallah …
Suatu hari seekor burung tampak terkapar di tengah jalan dengan luka di disekujur badannya. Entah kenapa sebabnya dia bisa terluka. Tampaknya burung ini terluka sangat parah sehingga tidak bisa terbang lagi.


Dan tiba-tiba datang seekor burung menghampiri burung yang terluka itu. Kelihatannya dia adalah seekor pejantan dan mungkin burung yang terkapar tadi adalah seekor betina. Ternyata mereka adalah pasangan kekasih. Burung ini ternyata tadinya pergi untuk mencarikan makanan buat kekasihnya yang terluka.
Namun, takdir Tuhan berkata lain. Saat memberi makan, sang kekasih si burung betina akhirnya mati. Meninggalkan kekasihnya si burung jantan sendirian. Merasa kehilangan, si burung jantan masih berusaha meyakinkan dirinya bahwa kekasihnya masih hidup. Lalu dia mencoba menggoyangkan badan kekasihnya. Namun tetap tak bergerak. Barulah si burung jantan yakin kalau kekasihnya telah tiada.
Sang burung jantan pun terdiam, masih seolah tak percaya kekasihnya telah tiada. Dia mengepak-ngepakkan sayapnya, mungkin tanda kehilangan yang dalam.

Dan akhirnya si burung jantan pun menyadari bahwa dia kini telah ditinggalkan oleh kekasihnya. Dan tak mungkin sang kekasih akan kembali hidup lagi. Tampak dia berkicau sedih, seolah menceritakan kepada semuanya bahwa dia sedang bersedih atau juga dia coba mengabarkan kepada teman-temannya bahwa kekasihnya telah tiada.


Hingga akhirnya di ujung penantian dan kesedihannya sang burung pun hanya bisa terdiam, berdiri di samping jasad kekasihnya yang telah meninggalkan dia kini sendirian.
Begitulah Tuhan menciptakan apapun di muka bumi ini sebagai pembelajaran bagi manusia, dalam hal ini pembelajaran tentang kasih sayang yang memang miris akhir-akhir ini telah semakin memudar. Individualisme dan Egois yang malah dikedepankan. Semoga dapat dipetik hikmahnya bagi kita semua.
 
sumber : http://malimsempurnaonline.blogspot.com/2011/03/kisah-mengharukan-si-burung-malang.html

kasih sayang ayah


Kasih Sayang Ayah
Ada sebuah kisah dari Spanyol tentang seorang ayah dan anak yang lama terpisah. Sang anak lari dari rumah, dan sang ayah mencarinya selama berbulan-bulan tanpa hasil. Akhirnya, sang ayah memasang iklan di sebuah surat kabar ibukota, berbunyi: ”Paco sayang, temui aku di depan kantor surat kabar ini, jam 12 siang, hari Sabtu. Semuanya sudah aku ampuni. Aku mengasihimu. Ayahmu.” Di hari Sabtu itu, ada 800 orang bernama Paco berkumpul, untuk mencari kasih dan pengampunan dari seorang ayah yang sangat mengasihinya.
Statistik mengatakan bahwa orang-orang yang kehilangan kasih ayahnya akan tumbuh dengan kelainan perlaku, kecenderungan bunuh diri, dan menjadi kriminal yang kejam. Sekitar 70% dari penghuni penjara dengan hukuman seumur hidup adalah orang-orang yang bertumbuh tanpa ayah.
Para ayah, Anda dirindukan dan dibutuhkan oleh anak-anak Anda. Jangan habiskan seluruh energi dan pikiran di tempat kerja, sehingga waktu tiba di rumah para ayah hanya memberikan ”sisa-sisa” energi dan duduk menonton TV. Peluk anak-anak Anda, dengarkan cerita mereka, ajarkan kebenaran & moral. Dan Anda tidak akan menyesal, karena anak-anak Anda akan hidup sesuai jalan yang Anda ajarkan & persiapkan.
Satu ayah lebih berharga daripada 100 guru di sekolah. (George Herbert)

sumber : http://rinaldimunir.wordpress.com/2011/06/29/kasih-sayang-ayah/

anak jalanan


Salas satu anak jalanan yang mencari uang di Jalan Gandawijaya, Kota Cimahi. Faktor ekonomi dan orang tua, membuat mereka harus turun ke jalanan.
Cerita anak jalanan seolah-olah tidak ada habisnya. Derita dan penyiksaan yang mereka alami, kerap menghantui dan mengintai setiap saat. Mereka harus berjuang di tengah kota yang kejam untuk mendapatkan sejumlah uang agar bertahan hidup.
Jual rokok, membersihkan bus umum, penjaja koran, atau apapun kerjaannya. Barangkali itu yang dapat mereka lakukan, dan mereka dapat kita jumpai di sudut terminal, jalanan atau tiap persimpangan kota besar.
Diantara mereka ada yang memang karena faktor ekonomi, putus sekolah atau persoalan rumah tangga serta kondisi orang tua. Tak sedikit dari mereka yang bertahan, karena faktor tersebut yang menyelimutinya. Walau tak sedikit juga mereka yang berada di komunitas tersebut karena faktor kenakalan atau kurang mendapat perhatian keluarga ataupun lingkungan.
Apapun keadaannya, mereka adalah komunitas anak jalanan yang patut untuk direnungkan eksistensi dan kelayakannya. Misalnya Herman (16), seorang pengamen yang sering mangkal di lampu merah Jalan Gunung Batu, Kota Cimahi, Jawa Barat.
Dirinya menuturkan tidak memiliki biaya untuk meneruskan sekolah, sementara ayahnya sudah meninggal dan ia harus mencari nafkah bagi ibu dan ketiga adiknya, ditambah kondisi sang ibu yang sering sakit-sakitan.
“Sebenarnya saya ingin sekolah dan belajar seperti anak lainnya. Tetapi, kondisi ekonomi keluarga yang memaksa saya harus turun ke jalan,” bebernya.
Berdasarkan pantauan, penggusuran terhadap anak jalanan kerap terjadi, entah karena alasan kenyaman dan keindahan sebuah daerah maupun faktor lain. Masalah yang ditimbulkan terkadang tak sedikit serta menimbulkan pro dan kontra dari berbagai pihak.
Menurut Hery Setiawan, Kepala Operasi Satpol PP, dirinya akan menangkap para anak jalanan (anjal), jika mereka sudah mengamen di tempat yang dilarang dan mengganggu ketertiban umum. Bila para anjal hanya berkumpul, tidak akan ditindak.
“Kita menangkap mereka jika mereka memang sedang mengamen dan mengganggu ketertiban umum, tentunya juga ditempat yang menjadi larangan bagi para pengamen, tukang becak, dan delman, seperti di Jalan Gandawijaya, Amir Machmud, Demang Hardjakusuma dan Jalan Djualeha Karmita hingga ke Alun-alun Kota Cimahi,” tegasnya.
Walaupun pengertian anak jalanan memiliki konotasi yang negatif, pada dasarnya dapat diartikan sebagai anak-anak yang bekerja di jalanan. Bukan sekedar bekerja di sela waktu luang untuk mendapatkan penghasilan, melainkan anak yang karena pekerjaannya tidak dapat tumbuh dan berkembang secara wajar, baik secara jasmani, rohani dan intelektual. Hal ini disebabkan antara lain karena jam kerja panjang, beban pekerjaan, atau lingkungan kerja.
Menurut Soerjono Soekanto, pakar sosial Indonesia dalam bukunya Pengantar Sosiologi menyebutkan, fenomena munculnya anak jalanan ini bukanlah karena adanya transformasi sistem sosial ekonomi dan masyarakat pertanian kemasyarakat praindustri atau karena proses industrialisasi. Namun, adanya transformasi sosial ekonomi masyarakat industrialisasi menuju masyarakat yang kapitalistik.
Kabag Humas Dinas Sosial Jawa Barat, Saefulloh, berpendapat bahwa masalah kemiskinan dianggap sebagai penyebab utama timbulnya anak jalanan ini. Hal ini dapat ditemukan dari latar belakang geografis, sosial ekonomi anak yang memang datang dari daerah-daerah dan keluarga miskin. “Banyak teori yang menjelaskan kontradiksi antara pembangunan dan keadilan pemerataan, desa dan kota.  Namun demikian, kemiskinan bukanlah satu-satunya faktor penyebab timbulnya masalah anak jalanan,” ucapnya.
Kasus penggusuran, pelarangan, penangkapan, pemukulan yang menimpa anak-anak jalanan juga menjadi bukti bagaimana pembangunan memenangkan struktur formal yang bermodal dan mampu membayar pajak kepada negara. Sehingga public space of economy dikuasai dan dimonopoli oleh struktur formal serta formalisasi juga ditampilkan melalui praktek-praktek yang sama dengan legitimasi nilai bahwa pembangunan hanya akan berjalan akibat kontribusi sektor formal.
Misalnya kasus penembakan yang terjadi pada Firman di daerah Soekarno-Hatta, Bandung, beberapa waktu lalu oleh sekelompok orang tak dikenal. Asumsi dan dugaan bermunculan, karena mereka sering mengambil wilayah mengamen orang lain. Hal tersebut terjadi karena para anak jalanan tersebut lemah dan tak mampu untuk melawan.
Sementara sektor informal, dimana anak-anak jalanan tumbuh dan berkembang, sekali lagi dianggap sebagai sesuatu yang tidak menguntungkan. Potret pembangunan yang diskriminatif dan tidak berpihak pada masyarakat menengah, ikut berperan serta memunculkan hal ini. Ada banyak perangkat nilai, norma ataupun hukum yang selalu digunakan untuk mencari pembenaran terhadap tindakan itu.
Dari urutan di atas dapat dilihat betapa kompleksnya masalah anak jalanan ini. Sehingga penanggulan anak jalanan ini tidak hanya dapat dilakukan secara efektif bila semua pihak tidak ikut melakukannya seperti pemerintah, LSM, media, individu dan organisasi keagamaan.
Penanggulangan ini dapat dilakukan dengan melalui proram aksi langsung. Program ini biasanya ditujukan kepada kelompok sasarannya yaitu para anak jalanan, misalnya saja memberikan pendidikan non-formal, peningkatan pendapatan keluarga, pelayanan kesehatan, kemudian program peningkatan kesadaran masyarakat.
Menurut Soejono, masalah anak jalanan sangat kompleks dan menjadi masalah bersama. Masalah ini tidak dapat ditangani hanya oleh satu pihak saja, melainkan harus ditangani bersama-sama oleh berbagai pihak yang peduli. Dengan demikian kerja sama antara berbagai pihak mutlak diperlukan.
“Khusus mengenai aspek hukum yang melindungi anak jalanan yang terpaksa bekerja juga merupakan komponen yang perlu diperhatikan karena masih lemahnya peraturan dan undang-undang yang mengatur masalah ini,” pungkas Saefulloh.

sumber :http://regional.kompasiana.com/2011/06/21/penderitaan-anak-jalanan/