Mata Uang Turki Terus Anjlok Gara-gara Banyaknya Kasus Korupsi
Ankara -Mata uang Turki yaitu lira terus anjlok
mendekati level terendah baru terhadap dolar AS tahun ini. Kondisi ini
akibat tekanan skandal korupsi tingkat tinggi yang melibatkan sejumlah
pejabat pemerintah.
Hari ini nilai tukar lira jatuh ke level 2,19447/US$, jatuh lebih dalam dibandingkan Jumat lalu yang berada di level 2,17/US$.
Tekanan terhadp lira makin kuat karena tensi politik yang tinggi akibat investigasi dugaan korupsi dan penyuapan oleh kejaksaan yang mengguncang pemerintahan Predana Menteri Recep Tayyip Erdogan.
"Kami menghadapi tantangan yang signifikan. Apakah ini akan memberikan dampak negatif kepada investasi, kita akan lihat nanti, namun kami berkomitmen untuk memperbaiki iklim investasi," ujar Menteri Keuangan Turki Mehmen Simsek seperti dilansir AFP dari Financial Times, Senin (6/1/2014).
Simsek mengatakan, kejatuhan lira memberikan implikasi negatif kepada ekonomi Turki. "Pada semester pertama di 2014 pertumbuhan ekonomi akan melambat, ini karena ada pengurangan stimulus bank sentral AS (tapering off) dan kondisi politik serta ekonomi domestik," kata Samsek.
Pekan lalu, Deputi Perdana Menteri Ali Babacan mengatakan, pertumbuhan ekonomi Turki tahun ini diperkirakan hanya 4%, turun dari level tertingginya di 2010 sebesar 9%.
Bank sentral Turki, yang independen dari intervensi pemerintah, terus mencoba menaikkan nilai lira dengan menjual cadangan dolar AS miliknya
Hari ini nilai tukar lira jatuh ke level 2,19447/US$, jatuh lebih dalam dibandingkan Jumat lalu yang berada di level 2,17/US$.
Tekanan terhadp lira makin kuat karena tensi politik yang tinggi akibat investigasi dugaan korupsi dan penyuapan oleh kejaksaan yang mengguncang pemerintahan Predana Menteri Recep Tayyip Erdogan.
"Kami menghadapi tantangan yang signifikan. Apakah ini akan memberikan dampak negatif kepada investasi, kita akan lihat nanti, namun kami berkomitmen untuk memperbaiki iklim investasi," ujar Menteri Keuangan Turki Mehmen Simsek seperti dilansir AFP dari Financial Times, Senin (6/1/2014).
Simsek mengatakan, kejatuhan lira memberikan implikasi negatif kepada ekonomi Turki. "Pada semester pertama di 2014 pertumbuhan ekonomi akan melambat, ini karena ada pengurangan stimulus bank sentral AS (tapering off) dan kondisi politik serta ekonomi domestik," kata Samsek.
Pekan lalu, Deputi Perdana Menteri Ali Babacan mengatakan, pertumbuhan ekonomi Turki tahun ini diperkirakan hanya 4%, turun dari level tertingginya di 2010 sebesar 9%.
Bank sentral Turki, yang independen dari intervensi pemerintah, terus mencoba menaikkan nilai lira dengan menjual cadangan dolar AS miliknya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar